1.1 Sistem respirasi pada Hewan
Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi
tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup seperti mengatur suhu tubuh,
pergerakan, pertumbuhan, dan reproduksi. Jadi, kegiatan pernapasan dan
respirasi tersebut saling berhubungan karena pada proses pernapasan dimasukkan
oksigen dari luar, kemudian oksigen digunakan untuk proses respirasi guna
memperoleh energi. Selanjutnya sisa respirasi berupa gas CO2 dikeluarkan
melalui proses pernapasan. Oleh karena hewan tingkat rendah tidak memiliki alat
pernapasan khusus sehingga O2 dapat langsung masuk dengan cara difusi. Istilah
pernapasan disamakan dengan istilah respirasi.
Untuk pernapasan hewan-hewan tertentu memiliki alat pernapasan. Alat-alat pernpasan
tersebut berperan dalam proses pemasukan oksigen dari lingkungan luar dalam
tubuh serta pengeluaran karbondioksida dari tubuh ke lingkungan luar. Alat-alat
pernapasan pada hewan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan struktur tubuh
dan tempat hidupnya.
1.2
Alat dan Sistem Respirasi berbagai Hewan
Alat
respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, dan paru-paru buku, bahkan
ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel
satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan
melalui rongga tubuh. Berikut ini akan diuraikan system dan alat pernapasan
pada hewan invertebrata:
1.
Alat Pernapasan pada protozoa
Amoeba atau paramecium tidak mempunyai alat
pernapasan khusus. Demikian pula yang lain. Pernapasan dilakukan melalui
seluruh permukaan selnya. Oksigen dan karbondioksida masuk dan keluar melalui
membrane sel secara difusi. Oksigen dan karbondioksida tersebut merupakan gas-gas
yang terlarut di dalam air.
2.
Alat pernapasan pada Porifera dan Cnidaria
Tubuh
hewan filum Porifera tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan yang sangat
sederhana. Hewan ini banyak ditemukan di pantai atau di laut porifera tidak
memiliki alat pernapasan khusus. Udra pernapasan berlangsung di sel-sel permukaan
tubuh atau sel-sel leher yang bersentuhan dengan air. Oksigen yang diambil oleh
porifera berasal dari oksigen yang terlarut di dalam iar. Hewan filum Cnidaria
yang meliputi golongan hewan karang, ubur-ubur, hydra, dan anemone laut,
tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan. Cnidaria tidak memili
alat pernapasan yang lengkap atau khusus. Sel-sel di bagian permukaan tubuhya
dapat melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya.
3.
Alat Pernapasan pada cacing
Pada
cacing pipih, misalnya planaria, pernpasan terjadi diseluruh permukaan tubuh
melalui difusi. Demikian pula cacing gilik, misalnya cacing perut, tidak memiliki
alat pernapasan khusus. Cacing ini hidup di dalam usus manusia, sehingga
toleran terhadap kadar oksigen rendah .oksigen masuk ke dalam jaringan tubuh
cacing melalui difusi lewat permukaan tubuhnya. Cacing gilik bersegmen,
misalnya cacing tanah, tidak memiliki cacing tanah,tidak memiliki alat
pernapasan khusus. Pernapasan cacing dilakukan melalui permukaan kulit yang
selalu basah oleh cairan mucus. Hewan avertebrarata mulai dari filum protozoa,
porifera, cnidaria, platyhelminthes, nematode, sampai annelid, tidak memiliki
alat pernapasan khusus, sebagai pernpasan berlangsung secara difusi melalui
permukaan tubuh
4.
Alat pernapasan pada Mollusca
dan Echinodermata
Hewan
anggota filum Mollusca ada yang hidup di darat dan ada yang hidup di air.
Mollusca yang hidup di darat atau air dan bernapas dengan paru-paru (pulmo)
digolongkan ordo Pulmonata, contohnya bekicot (Achatina fulica). Mollusca
yang hidup di air, yakni dari kelas Bivalvia atau kerang-kerangan, bernapas
dengan insang. Hewan- hewan Echinodermata hidup di air laut, dengan ciri tubuh
berkulit duri, misalnya bintang laut. Hewan-hewan ini bernapas dengan
menggunakan insang dan disebut dengan insang dermal atau insang kulit.
5.
Alat pernapasan pada Arthropoda
Hewan
yang termasuk dalam anggota filum Arthropoda adalah Crustacea (golongan udang
dan kepiting), Myriapoda (golongan lipan Liwung ), Arachida (golongan laba-laba
dan kalajengking), dan Insekta (golongan serangga). Hewan anggota filum
Arthropoda tersebut mempunyai cara dan alat pernapasan yang bervariasi. Hewan
yang hidup di air bernapas dengan menggunakan insang, sedangkan yang hidup di
darat dengan menggunakan trakea atau paru-paru buku. Trakea adalah saluran
udara yang berguna untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Sebagai contoh,
Crustacea bernapas dengan insang, Myriapoda dan insect bernapas dengan trakea,
sedangkan Arachnida bernapas dengan paru-paru buku. Pernapasan pada Insecta
dilakukan dengan menngunakan system trakea. Udara keluar-masuk tidak melalui
mulut melainkan melalui lubang-lubang sepanjang kedua sisi tubuhnya. Lubang-
lubang pernapasan tersebut dinamakan stigma atau spirakel. Pada tiap-tiap ruas
tubuh terdapat sepasang stigma, sebuah di sebelah kiri dan sebelah kanan.
Stigma selalu terbuka dan dan merupakan lubang menuju ke pembuluh trakea.
Trakea bercabang-bercabang sampai ke pembuluh halus yang mencapai seluruh
bagian tubuh. Udara masuk melalui stigma, kemudian menyebar mengikuti trakea dengan
cabang-cabangya . jadi oksigen diedarkan tidak melalui darah melainkan langsung
dari pembuluh trakea ke sel-sel yang da di sekitarnya. Dengan demikian cairan
tubuh serangga atau darah serangga tidak berfungsi mengangkutudara pernapasan
tetapi hanya berfungsi mengedarkan sari-sari makanan dan hormon.
Proses
pernapasan serangga terjadi karena otot-otot yang bergerak secara teratur.
Kontraksi otot- otot tubuh mengakibatkan pembukuh trakea mengembang dan
menghempis, sehingga udara keluar masuk melalui stigma, selanjutnya masuk ke
dalam trakea, lalu ke dalam trakeolus dan akhirnya masuk ke dalam sel-sel tubuh.
Oksigen berdifusi ke dalam sel-sel tubuh. Karbondioksida hasil pernapasan dikeluarkan
melalui system trakea yang akhirya dikeluarkan melalui stigma pada waktu trakea
yang khirnya dikeluarkan meelalui stigma pada waktu trakea mengempis.
Pada
serangga yang hidup di air, misalnya tahap nimfa serangga, terdapat insang
trakea alat ini mempunyai permukaan yang sangat halus untuk memperoleh oksigen
di dalam iar secara difusi. Bagi serangga yang hidupnya di air, insang tersebut
hanya berfungsi pada masa larva, kemudian akan teredusi atau hilang pada saat
dewasa dan berpindah ke darat.
Gambar trakea pada serangga
Oksigen
dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang
lagi menjadi cabang
halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh
jaringan dan alat
tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan,
dan dibentuk oleh
sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara
trakeolus dengan
sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan
kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan
pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :
Jika
otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya COZ keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea
kembali pada volume
semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan
di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masukke trakea.
Sistem
trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh
tubuh, dan
sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari
tubuh. Dengan
demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan
untuk mengangkut gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan
sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik
nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan
air untuk mengambil udara.
Serangga
air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di
air dalam waktu
lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung
udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama
menyelam, O2 dalam
gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel
pernapasan.
Selain itu, ada pula
serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi
menyerap udara dari
air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus
serupa insang.
Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.
6.
Alat Pernapasan pada
Kalajengking dan Laba-laba
Kalajengking
dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat pernapasan
berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang buku.
Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut.
Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang
tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen
dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi
secara teratur.
Gambar Irisan melintanK paru-paru buku pada laba-laba
Baik insang buku maupun paru-paru buku
keduanya mempunyai fungsi yang sama seperti fungsi paru-paru pada
vertebrata.
7.
Alat Pernapasan pada Ikan
Ikan
adalah hewan yang hanya dapat hidup di air ikan akan bernapas dengan insang
yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Ikan yang bertulang sejati, misalnya
ikan mas dan ikan mujair, mempunyai tutup insang atau operculum. Ikan bertuang
rawan, misalnya ikan pari,tidak memiliki operculum. Insang mempunyai lembaran-lembaran
halus yang banyak mengandung kapiler darah. Insang dimiliki oleh jenis ikan
(pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan
selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan
bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran
insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak
lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi
keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang
disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak
ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan
tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring
makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin
yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan
sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan
cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan
yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan
cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang
terletak di dekat punggung.
Mekanisme
pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase
inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler
darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase
ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan
dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga
dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki
insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander.
8.
Alat Pernapasan pada Amphibia
Ada
tiga ordo dalam kelas amfibi. Ordo Gymnophiona adala ordo amfibi yang tidak
berkaki, salah satu contohnya hidup di Sumatra, yaitu lchthyophis elongatus
yang berbentuk seperti cacing. Ordo Urodela, atau golongan salamander, adalah
ordo amfibi yang berkaki dan berekor. Ordo Anura adalah golongan katak dan
kodok, yaitu amfibi yang berkaki tetapi tidak berekor. Di dalam pembahasan tentang
system amfibi berikut hanya akan di fokuskan pada katak. Pada katak, oksigen
berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paruparu. Kecuali pada fase
berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air.
Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga
mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada
di rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit,
ini dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung
banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk
lewat kulit akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke
jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan
akan di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat
arteri kulit pare-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan demikian
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di kulit.
Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga dengan
paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak mempunyai
sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya kapiler darah.
Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti kantung sehingga
gas pernapasan dapat berdifusi. Paruparu dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus
yang pendek.
Gbr. alat pernafasan katak Gbr. Mekanisme pernafasan katak
Dalam
paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan
ekspirasi yang
keduanya terjadi saat mulut tertutup. Fase inspirasi
adalah saat udara
(kaya oksigen) yang masuk lewat selaput rongga
mulut dan kulit
berdifusi pada gelembung-gelembung di paruparu.
Mekanisme inspirasi
adalah sebagai berikut. Otot
Sternohioideus berkonstraksi
sehingga rongga
mulut membesar.
Setelah
itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen
masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru
terjadi pertukaran
gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding
paru-paru dan
sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah
sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalam
paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut.
Celah tekak menutup
dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot
rahang bawah
berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya
geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga
mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.
9.
Alat Pernapasan pada Reptilia
Pada
umumnya hewan kelas Reptilia bernapas dengan paru-paru. Selain dengan
paru-paru, kura-kura dan penyu pengambilan oksigen dibantu oleh lapisan kulit
tipis dengan bayak kapiler darah yang da di sekitar kloaka. Kloaka merupakan muara
bersama saluran reproduksi, saluran ginjal, dan saluran pencernaan makanan. Pada
reptilian pada umumnya udar luar masuk melalui lubang hidung, lalu trakea, bronkus,
dan akhirnya ke paru-paru. Lubang hidung terdapat di ujung kepala atau moncong.
Keluar masuknya udara dari dan ke dalam paru-paru terjadi karena ada kontraksi
otot pada tulang rusuk.Paru-paru tersusun atas gelembung-gelembung berisi
kapiler darah. Pertukaran gas terjadi di kapiler darah. Pertukaran gas terjadi
di kapiler ini, oksigen diambil dan karondioksida bersama uap air di keluarkan.
Pada
beberapa jenis reptilian yang hidup di air, lubang hidungnya dapat ditutup oleh
klep, misalnya pada buaya. Selain iu pada buaya, saat menyelam, lubang batang
tenggorokannya dapat ditutup oleh lipatan kulit, sehingga air tidak masuk ke
dalam paru-paru pada pangkal tenggorokan cecak dan tokek terdapat pita suara. Paru-paru
reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paru-paru
reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak
efektif.
Pada
kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan
yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa
jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang
memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
10.
Alat Pernapasan pada Burung
Burung
dapat terbang dengan sayapnya yang digerakkan oleh otot-otot dada. Penggunaan
otot-otot dada sewaktu terbang akan menggangu pengambilan napas oleh paru-paru.
Oleh karena itu,selain memiliki paru-paru, burung mempunyai alat bantu
pernapasan yang disebut kantung udara. Pada burung, tempat berdifusinya gas
pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah sepasang dan
terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur
pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk
kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang
menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang
berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu
bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink
yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput yang dapat
bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi
menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan menjadi
ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal). Ventrobronkus
dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau lebih).
Parabronkus
berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9
perluasan paru-paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar
sampai ke perut, leher, dan sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan
paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan;
pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai penyimpan cadangan oksigen dan
meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa maka pernapasan pada burung
menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher (servikal), ruang
dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid),
ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong
udara abdominal).
Masuknya
udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi
otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan
tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara
dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga
dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang
masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan ke
pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara
pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu
berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak
atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga
oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila
otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi
semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari
tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida
keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa masuk
ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paru-paru.
Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun
inspirasi.
Adapun
mekanisme pernapasan pada burung yaitu : Pengambilan udara pada burung ada dua
cara, yaitu pada waktu terbang dan dua cara, yaitu pada waktu terbang dan pada
waktu istirahat. Pada waktu terbang melayang tanpa mengepakan sayap, udara diisap
masuk ke dalam paru-paru kemudian disalurkan menuju kantong udara yang
merupakan tempat penyimpanan udara. Selama terbang dengan mengepakkan sayap,
pernapasan burung terutama menggunakan cadangan udara di ketiak mengembang
sehingga udara masuk. Apabila sayap diturunkan, kantong udara ketiak terjepit,
sedangkan kantong udara antarkorakoid mengembang sehingga udara keluar.
Pengambilan oksigen oleh darah terjadi di paru-paru saja. Oleh karena itu udara
yang ada di dalam kantong udara dialirkan ke paru-paru. Dengan jalan ini maka
darah dapat mengambil oksigen sebanyak-banyaknya. Dengan demikian selama
terbang, burung dapat memenuhi kebutuhan oksigen.
Pada
waktu-waktu tertentu burung kembali melayang tanpa mengepakkan sayapnya dan
pada waktu itu burung mengisi kembali kantong udaranya. Demikian juga pada
waktu hinggap,burung mengisi kantong udara. Burung bernapas dengan paru-paru.
Pada burung, terdapat kantong udara yang membantu pernapasan burung pada saat
terbang. Pertukaran gas hanya terjadi di paru-paru.
1.3 Transportasi
pada Hewan
Sistem transportasi atau sistem peredaran darah pada umumnya untuk
organisasi tingkat rendah belum memiliki sistem sirkulasi secara khusus.
Misalnya pada Amoeba dan paramecium, sirkulasi bahan-bahan metabolisme berikut
sisa-sisa metabolisme dilakukan dengan aliran sitoplasma. Akan tetapi, proses
difusi berlangsung sangat lambat sehingga cara tersebut tidak mungkin dapat
memenuhi semua kebutuhan hewan berukuran besar (dengan ketebalan tubuh lebih
dari beberapa milimeter) dan atau hewan yang memiliki aktivitas metabolism
tinggi. Oleh karena itu, pada hewan tingkat tinggi diperlukan sistem sirkulasi
khusus yang menjamin adanya pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara cepat.
Adapun sistem sirkulasi tersebut dilakukan oleh seperangkat organ-organ
sirkulasi darah terbuka dan system peredaran tertutup.
Setiap
organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler.
Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu
diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar.
Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan
dihantarkan ke
setiap sel melalui system sirkulasi.
Secara
garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut:
1. Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari
makanan dan oksigen, serta pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.
2. Berperan penting dalam penyebaran panas tubuh
3. Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada
tingkat perkembangan tubuh hewan. Protozoa Bersilia yang hidup sesil mampu
menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh menggunakan khoanosit, sedangkan
Coelentrata dengan cara mengalirkan air melalui saluran khusus pada sistem
gastrovaskular yang bersilia. Pada molusca sangat tergantung pada arah gerakan
silia yang dapat mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga
mantel. Di rongga mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini
juga berfungsi untuk menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan
bahwa sistem sirkulasi berfungsi untuk mengangkut gas dan makanan.
Sistem
Peredaran Darah Terbuka dengan Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:.
Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:.
1. Sistem Sirkulasi Terbuka
Bekerja
dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung, dan volume darah yang
dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat yang
mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolism terbatas.
Contohnya:Moluska dan Artropoda
Susunan
pembuluh pada arthropoda contohnya insekta, salah satu jenis hewan yang
mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki jantung berbentuk pipa
yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diliengkapi dengan sejumlah lubang
beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut member peluang kepada darah
untuk masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya
tekanan negative dalam rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk mengisap
darah secara aktif. Pembuluh darah dorsal bagian depan disebut aorta. Dinding
aorta bersifat kontraktil dan dapat menimbulkan gelombang peristaltik untuk
mendorong darah ke arah depan ( ke kepala ). Pembuluh ini merupakan cabang
pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan berakhir di bagian
tersebut. Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk sebagian besar
tubuh. Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka idak dilengkapi dengan
pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan
keluar dari pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan.
Pada tahap selanjutnya, darah atau cairan tubuh tersaring dan secara
perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia yang banyak terdapat di bagian
tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem sirkulasi
terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi
jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya
sedikit. Selain itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong
darah juga rendah sehingga darah mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah
sari makanan yang dilepaskan ke sel tubuh terbatas, dan akibatnya aktivitas
metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari sistem sirkulasi
terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai
organ yang berbeda.
2. Sistem Sirkulasi Tertutup
Bekerja
dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus, dan tekanannya
dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari pembuluh akan
segera masuk kembali ke jantung dengan cepat.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Dalam sistem darah tertutup umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung.
Contohnya :
Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata.
Sistem
sirkulasi tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan
sistem sirkulasi terbuka. Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar
dalam sistem pembuluh yang kontinu, didorong oleh kekuatan dari hasil kerja
jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja dengan melakukan gerakan
memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh dapat
dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan
segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang
memiliki sistem, darah akan mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap
sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan sari makanan dan oksigen dalam
jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat terselenggara dengan
baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat melakukan
latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ
yang aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang
kurang/ tidak aktif (misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada
hewan yang memiliki sistem terdiri atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari
pembuluh ateri, vena, arteriol, venula, hingga jaringan kapiler.
1.4 Sistem Transportasi Hewan
1. Burung
Alat-alat
transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah.
Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri
dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari
paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida
yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran
darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
2. Reptil
Mempunyai sistem
peredaran ganda seperti pada burung. Jantung kadal terdiri dari empat ruang
yaitu serambi kiri, serambi kanan, bili kiri dan bilik kanan.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
Dari jantung keluar dua buah aorta aorta kanan dan aorta kiri.
Aorta kanan keluar dari bilik kiri dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Aorta kiri keluar dari perbatasan bilik kiri dan bilik kanan mengalirkan darah ke bagian belakang tubuh.
3. Katak
Katak mempunyai
sistem peredaran darah ganda. Jantung katak terdiri atas tiga ruang yaitu
serambi kiri, serambi kanan dan bilik. Karena jantung katak hanya mempunyai satu bilik,darah
yang banyak mengandung oksigen dan karbon dioksida masih bercampur dalam bilik
jantung.
4. Ikan
Mempunyai sistem peredaran darah tunggal. Jantung terdiri atas dua ruang
yaitu serambi dan bilik. Jantung berisi darah yang miskin oksigen. Darah yang
berasal dari bilik jantung dipompa melalui aorta menuju insang.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
Dalam insang karbon dioksida dilepaskan dan oksigen diikat oleh darah. Setelah melewati insang, darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh tubuh.
5. Serangga
Mempunyai alat transportasi berupa jantung pembuluh.
Pada bagian jantung pembuluh terdapat lubang-lubang kecil (ostium) yang
mempunyai katup. Pada waktu jantung pembuluh berdenyut ostium tertutup, darah mengalir
ke depan melalui aorta. Peredaran darah belalang hanya mengedarkan sari makanan dan mengambil sisa
metabolisme. Sedangkan pengedaran oksigen ke seluruh tubuh dan pengambilan
karbon dioksida dilakukan melalui sistem trakea.
6. Cacing tanah
Mempunyai alat peredaran darah yang terdiri atas
pembuluh darah punggung, pembuluh darah perut dan lima pasang lengkung aorta.
Lengkung aorta berfungsi sebagai jantung.
1.5
Pertukaran zat di jaringan
Pada uraian sebelumnya telah dijelaskan bahwa besarnya tekanan systole dan diastole pada manusia adalah 120/80 mm Hg. Hal ini berarti bahwa darah yang dipompa oleh jantung membrikan tekanan sebesar 120 mm Hg. Dari aorta, darah mengalir terus ke cabang-cabang arteri, dan akhirnya sampai di pembuluh kapiler. Semakin jauh dari jantung, tekanan darah dalam pembuluh pun semakin menurun. Di pembuluh kapiler, darah hanya memberikan tekanan hidrostatik sebesar kira-kira 40 mm Hg.
Sementara itu, tekanan dalam cairan atau ruang
ekstrasel hanya 25 mm Hg ( sama di semua bagian tubuh). Perbedaan tekanan yang
timbul antara bagian dalam n luar pembuluh kapiler menyebabkan terjadinya
perpindahan sejumlah air dan partikel- partikel kecil terlarut dari dalam
pembuluh kapiler e cairan jaringan.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
Tekanan hidrostatik dalam pembuluh kapiler yang berdekatan/ berhubungan dengan pembuluh vena atau venula turun hingga 15 mm Hg. Karena tekanan hidrostatik di bagian ini lebih rendah daripada tekanan osmotic dalam cairan jaringan, sejumlah air dan partikel kecil pada cairn jaringan akan masuk kembali ke pembuluh kapiler.Sekalipun demikian, jumlah total air dan partikel yang keluar dari pembuluh kapiler selalu lebih besar daripada jumlah yang dapat masuk kembali ke kapiler. Untuk menjaga kondisi homeostasis, kelebihan air dan partikel zat yang masih tertinggal dalam cairan jaringan harus dikembalikan ke dalam kapiler darah.
Pengembalian kelebihan air dan zat terlarut tersebut
dilaksanakan oleh pembuluh limfe kecil yang sangat permeable, yang akan
meneruskannya ke pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena
setiap unit pembuluh limfe yang lebih besar. Hal ini dapat terjadi karena
setiap unit pembuluh limfe kecil akan bergabung akan bergabung untuk membentuk
pembuluh yang lebih besar. Pembuluh limfe yang paling besar akan berhubungan
dengan pembuluh darah, yakni pad pembuluh vena subklavia. Oleh karena itu,
cairan yang masuk ke pembuluh limfe kecil nantinya akan masuk ke pembuluh darah
juga. Aliran cairan dalam sistempembuluh limfe dipertahankanoleh sejumlah klep
dan aktivitas otot di sekitar pembuluh, seperti yang terjadi pada pembuluh vena.
Terima Kasih, sangat membantu sekali :)
BalasHapus